Apa itu take? merujuk pada istilah yang memiliki makna dan signifikansi tertentu. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai istilah ini, silakan merujuk pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menyediakan penjelasan sederhana mengenai arti, makna, dan maksud dari take. Artinya disusun berdasarkan subjek.
Iklan Sponsor
Pengertian take adalah:
Subjek | Definisi |
---|---|
Penyiaran. ? | take : Pengambilan atau pelaksanaan pemotretan yang menghasilkan sebuah shoot. Adegan sering di-take beberapa kali untuk mendapatkan shoot terbaik |
Lighting ? | take (film and video) : An uninterrupted recording of a scene, as in “Take 1” or, with some commercials, “Take 101.” When you shoot a lot of takes the one that looks the best is always the last one, or the first one, or they all look the same. (Sumber: lowel.tiffen.com) |
Definisi ? |
Dalam dunia multimedia, “take” merujuk pada pengambilan gambar atau rekaman yang dilakukan dalam satu kesempatan tanpa dihentikan. Ini seperti mengklik tombol ‘rekam’ pada kamera atau ‘mulai’ pada perangkat perekam. Setiap kali pengambilan gambar dimulai dan dihentikan, itu dihitung sebagai satu take. Misalnya, ketika seorang sutradara sedang merekam adegan film, setiap kali mereka memulai rekaman sampai mereka menghentikannya, itu dianggap sebagai satu take.
Dalam produksi multimedia, penggunaan ‘take’ menjadi krusial dalam proses pengambilan gambar yang berkualitas. Kualitas take dapat mempengaruhi hasil akhir dari suatu produksi. Pengulangan take biasanya terjadi jika ada kesalahan atau ketidakpuasan terhadap hasil rekaman sebelumnya. Sebuah produksi multimedia dapat memakan banyak take tergantung pada kebutuhan dan standar kualitas yang diinginkan.
Di balik layar, proses pemilihan take yang tepat juga penting dalam penyuntingan. Editor akan memilih take terbaik dari sejumlah rekaman yang diambil untuk membangun cerita yang kohesif dan menarik.
Bahkan dalam dunia yang lebih luas, ‘take’ dapat diibaratkan seperti mencatat poin-poin penting dalam hidup. Kita memiliki kesempatan untuk merekam momen-momen berharga seperti ‘take’ dalam kehidupan, dan pemilihan yang bijak dari berbagai ‘take’ tersebut membentuk narasi perjalanan kita.
Jadi, dalam konteks multimedia, “take” adalah pengambilan gambar atau rekaman dalam satu kesempatan yang menjadi dasar bagi proses produksi dan penyuntingan.
Contoh Adegan Dengan Take Terbanyak
Film “The Shining” karya Stanley Kubrick: Adegan di mana Wendy, diperankan oleh Shelley Duvall, terus-menerus ketakutan dan terus berlari ke ruangan hotel yang terbengkalai. Kubrick dikenal sebagai seorang perfeksionis, dan adegan ini membutuhkan lebih dari 120 take hanya untuk satu adegan di lorong hotel.
Film “Titanic” karya James Cameron: Adegan di mana Jack, diperankan oleh Leonardo DiCaprio, mengajak Rose, diperankan oleh Kate Winslet, berdansa di ruang kelas tiga. Meskipun tampak sederhana, adegan ini memakan waktu yang lama untuk direkam dengan sempurna. Cameron mengambil sekitar 70-80 take untuk adegan tersebut karena dia ingin menangkap ekspresi dan gerakan yang tepat.
Film “The Hateful Eight” karya Quentin Tarantino: Adegan di mana Samuel L. Jackson sedang bercerita di depan kamera memakan waktu yang lama untuk direkam. Tarantino, yang sangat memperhatikan detail, mengambil lebih dari 70 take untuk mendapatkan dialog dan ekspresi yang pas dari Jackson sesuai dengan visi sutradara.
Kerugian Jika Take Ulang Terlalu Banyak
Waktu yang Tersedot: Setiap take membutuhkan waktu yang berharga, terutama jika perlu banyak pengulangan. Hal ini dapat memperlambat proses produksi secara keseluruhan.
Biaya yang Meningkat: Banyaknya pengulangan bisa memakan biaya tambahan dalam produksi. Biaya sewa peralatan, gaji kru, dan waktu pemain bisa meningkat secara signifikan.
Kelelahan dan Frustrasi: Baik bagi para aktor maupun kru, pengulangan yang terus-menerus bisa menyebabkan kelelahan dan frustrasi. Hal ini bisa mempengaruhi performa mereka, bahkan kesehatan mental dan fisik.
Perubahan Energi dan Konsistensi: Setiap pengambilan mungkin memiliki nuansa yang berbeda. Pengulangan yang terlalu banyak bisa membuat energi adegan menjadi berubah-ubah dan keseragaman sulit dicapai.
Mengubah Alur Produksi: Banyaknya perulangan dapat mengubah jadwal produksi dan bahkan menyebabkan penundaan pada bagian lain dari produksi.
Kalimat Sutradara Terkait
“One more for safety.” – Sutradara ingin mengambil satu take tambahan sebagai jaminan jika take sebelumnya tidak sesuai harapan.
“Let’s try that again.” – Biasanya diucapkan jika ada sesuatu yang kurang memuaskan dalam take sebelumnya dan sutradara ingin pengulangan untuk perbaikan.
“Take it from the top.” – Sutradara ingin pengambilan dimulai dari awal adegan untuk mencoba mendapatkan hasil yang lebih baik.
“We need more energy/emotion.” – Jika sutradara merasa adegan kurang bertenaga atau kurang emosi, mereka mungkin meminta pemain untuk memberikan lebih banyak energi atau ekspresi.
“Let’s adjust the framing/lighting/sound.” – Ketika sutradara melihat masalah teknis dalam take, mereka bisa meminta penyesuaian pada pencahayaan, framing, atau suara sebelum mengambil take berikutnya.
“That’s a wrap!” – Ucapan ini menandakan bahwa pengambilan untuk adegan atau proyek telah selesai. Ini biasanya disampaikan setelah semua pengambilan yang direncanakan telah selesai dengan baik.
“Take a beat.” – Ini bisa berarti sutradara meminta sejenak sebelum melanjutkan dialog atau adegan berikutnya, memberikan waktu bagi pemain untuk menyerap suasana atau mempersiapkan diri.
“Let’s improvise a bit.” – Sutradara mungkin ingin pemain untuk menambahkan atau mengubah sedikit dialog atau gerakan mereka untuk memperkaya adegan.
“Nail the timing.” – Ini sering diucapkan jika ada kebutuhan untuk memperbaiki atau menyempurnakan waktu dari suatu adegan atau aksi dalam adegan tersebut.
“Find your motivation.” – Sutradara mungkin meminta aktor untuk mendalami atau menemukan motivasi karakter mereka sehingga mereka dapat menyampaikan emosi atau aksi dengan lebih meyakinkan.
“Let’s go for a different angle.” – Ini berarti sutradara ingin mengambil take dari sudut pandang atau perspektif yang berbeda untuk menambah variasi dalam pengambilan adegan yang sama.
Cerita
Suatu hari di lokasi syuting film yang megah di Batam, aura kegembiraan dan antusiasme terasa dalam udara. Mahmud, sang asisten sutradara, sibuk merapikan segala persiapan. Cahaya matahari pagi memeluk lokasi syuting, memberikan sentuhan dramatis pada adegan yang akan direkam.
Semua kru telah bersiap, bergerak dengan lincah di sekitar set. Pemain-pemainnya yang berbakat telah menjiwai karakter mereka, siap untuk menjelma menjadi bagian dari dunia yang diciptakan oleh skenario film ini. Ketika perintah "Action!" terdengar, adegan pun dimulai.
Namun, meski semua sudah berjalan, sutradara dengan penuh kehati-hatian memandang layar monitor. Setelah beberapa take, gelombang ketidakpuasan melayang di wajahnya. Dia ingin lebih, lebih mendalam, lebih bermakna.
"Cut! One more time," desis sutradara dengan suara lembut namun tegas. Pemain-pemain mengangguk, kembali menjiwai peran mereka, menaruh lagi semua emosi dan energi yang mereka miliki.
Take kedua dimulai, tapi kembali, sutradara masih merasa belum menangkap esensi yang diinginkannya. Seolah ada keindahan yang hanya dia yang bisa lihat di balik layar. "Kita coba lagi," ujarnya dengan tekad yang membara.
Mahmud, yang selalu siap sedia, dengan sabar membantu mengkoordinasikan ulang setiap detail, memastikan bahwa kamera, pencahayaan, dan setiap elemen teknis lainnya tepat sesuai keinginan sutradara.
Dan begitu terus, take demi take, seiring matahari menjelang senja. Setiap adegan seperti sebuah puzzle yang sutradara ingin susun sedemikian rupa untuk menciptakan keajaiban di layar lebar. Meski lelah mulai menyapa, semangat dan dedikasi tak pernah surut.
Hingga akhirnya, dalam take yang keberapa, sutradara tersenyum puas. Dia merasa berhasil menangkap keindahan yang ia idamkan, sesuatu yang tak terlihat oleh mata sebagian orang, namun mampu mengubah dunia lewat layar perak.
Di balik layar yang gemerlap, ada kerja keras, ketelatenan, dan kebulatan tekad dari setiap orang yang terlibat. Setiap take yang diulang tak sekadar repetisi, tapi sebuah perjalanan untuk menemukan keajaiban dalam keterbatasan, sebuah proses menuju sempurna yang tak pernah ada habisnya.
Istilah Terkait
Shot (Bingkai): Satu gambar atau adegan yang direkam secara terus-menerus oleh kamera. Dalam satu shot bisa terdapat beberapa take.
Scene (Adegan): Bagian tertentu dari cerita yang terjadi di lokasi atau waktu tertentu. Satu adegan bisa terdiri dari beberapa shot atau take.
Clapperboard (Slate): Papan dengan tulisan informasi tentang adegan, nomor take, dan detail lainnya. Digunakan sebelum pengambilan untuk sinkronisasi audio dan video, serta referensi saat penyuntingan.
Master Shot: Pengambilan pertama suatu adegan yang mencakup keseluruhan ruang dan semua elemen utama. Digunakan sebagai referensi untuk pengambilan detail lainnya.
Coverage: Berbagai pengambilan (take) dari sudut pandang yang berbeda untuk memastikan bahwa adegan atau dialog direkam dengan cukup variasi, biasanya termasuk wide shot, medium shot, close-up, dan lainnya.
Teknik long take adalah metode pengambilan gambar dalam film yang dilakukan dengan durasi yang panjang dan tanpa terputus (cut/pemotongan gambar).
https://journal.isi.ac.id/index.php/TNL/article/view/6065 | Diakses, 26 September 2022
Berikut ini adalah video penjelasan singkat apa maksudnya Take dalam bidang multimedia. lengkap beserta dengan ilustrasi gambarnya. Ditonton ya gess, sekalian like n subscribe ya..
Arti shooting days – (Multimedia)
Arti scene – (Multimedia)
Arti clapper board – (Multimedia)
Arti First Take
Teks dari video penjelasan arti take dalam multimedia
- Apa sih artinya “Take”?
- Secara bahasa, “Take” itu adalah bahasa Inggris yang artinya ambil
- Pembahasan take di sini berdasarkan bidang multimedia, seperti perfilman
- Take adalah tindakan sekaligus merupakan bagian dari Clapper Board
- Take adalah sesi shooting pengambilan gambar oleh kameramen
- Take dapat dilakukan berulang kali hingga mendapatkan gambar yang terbaik
- Biasanya take diulang sampai sutradara film merasa puas dengan hasilnya
- Setiap take yang diulang akan menambah jumlah yang ditulis dalam clapper board
- Selain itu ada istilah slate, scene, shot, dll di clapper board
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan merinci mengenai istilah/kata take, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber terpercaya seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), serta Google Scholar untuk literatur akademis yang memiliki kredibilitas tinggi.
Wikipedia juga dapat menjadi referensi yang informatif untuk umum, sementara Kamus Dewan dapat memberikan perspektif linguistik yang lebih mendalam dalam bahasa Malaysia. Dengan menggabungkan sumber-sumber ini, Anda dapat memperluas pemahaman Anda mengenai take secara menyeluruh.
Cek Wikipedia dan Wiktionary?
Cek Google scholar:
semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “take” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber.