· · · ·

lemah

Apa itu lemah? merujuk pada istilah yang memiliki makna dan signifikansi tertentu. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai istilah ini, silakan merujuk pada tabel di bawah ini. Tabel tersebut menyediakan penjelasan sederhana mengenai arti, makna, dan maksud dari lemah. Artinya disusun berdasarkan subjek.


Iklan Sponsor

Pengertian lemah adalah:

Subjek Definisi
Perjuangan. ? lemah (a) tidak kuat; tidak bertenaga; tidak keras hati; lembut; tidak tegas
Kamus Definisi
Bahasa Indonesia (KBBI) ? lemah : le.mah
[a]
(1) tidak kuat; tidak bertenaga: badannya — karena baru sembuh dari sakit;
(2) tidak keras hati; lembut; tidak tegas: sikap — , tidak tegas dalam mengambil keputusan;
(3) tidak kuat; kurang berdasar: alasan yang —


[n] ikan laut, Lactarius lactarius
Bahasa Sansekerta ? lemah : tanah;
Malaysia (Dewan) ? lemah I 1. tidak bertenaga (berkuasa, kuat), lesu: dgn gerak yg ~ spt orang kehabisan tenaga, ia berjalan perlahan-lahan menuju jendela;
2. rendah (dr segi pencapaian): prestasi kerjanya ~;
3. tidak diyakini sbg benar atau logik: hadis yg ~;
4. tidak tegas: dia ~ dlm membuat keputusan;


~ gemalai = ~ gemulai gerak berliuk-liuk yg elok (tubuh badan);
~ hati mudah dipengaruhi orang, tidak tegas, tidak teguh hati;
~-laun lemah dan perlahan (gerak-geri dll);
~ lentur tidak mudah patah (tetapi boleh dilentur-lentur), liat;
~ longlai a) = ~ gemalai;
b) tidak bermaya, lemah;
~ lumpuh lemah sekali;
~ persendian tidak bertenaga;
~ semangat mudah terperanjat (mudah kena sakit dll);
~ syahwat (zakar) lemah tenaga batin, zakar tidak bertenaga;


~ diraih, pantai dititi prb sikap yg bijaksana dlm mengeluarkan sesuatu perintah;
~ liat kayu akar, dilentur boleh dipatah tak dapat prb pd lahirnya kelihatan lemah tetapi sebenarnya tidak dapat dipengaruhi atau dipermain-mainkan;


lemah II Kd, Pl;
pelemah membohong, berbohong.


lemah III sj ikan laut, lelemah, lemuk, Lactarius lactarius.
Definisi ? lemah : ks, kurang bertenaga, tidak kuat.

“Kehidupan adalah perjalanan penuh warna yang tak pernah lepas dari dinamika kekuatan dan kelemahan. Terdapat momen di mana kita merasa ‘lemah’—suatu kondisi yang sering kali dianggap sebagai kekurangan atau keterbatasan dalam diri. Lemah bisa bermakna beragam dalam konteks yang berbeda-beda bagi setiap individu.

Bagi sebagian orang, ‘lemah’ mungkin berarti ketika mereka merasa kurangnya kekuatan fisik untuk melakukan sesuatu. Ini bisa jadi saat tubuh terasa lelah, kelelahan mental yang menghambat aktivitas sehari-hari, atau bahkan saat penyakit atau cedera membatasi kemampuan fisik seseorang.

Ada juga yang mengaitkan ‘lemah’ dengan ketidakmampuan untuk mengatasi tantangan atau masalah yang dihadapi. Ini bisa berupa kesulitan dalam mengambil keputusan, kurangnya keterampilan dalam menangani situasi tertentu, atau merasa terjebak dalam lingkaran kebiasaan yang tidak produktif.

Lemah bisa merujuk pada ketidakmampuan untuk bertahan dalam situasi sulit, baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, maupun kondisi kehidupan lainnya. Orang mungkin merasa lemah ketika mereka tidak memiliki dukungan yang cukup, merasa terisolasi, atau tidak mampu menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.

Namun, penting untuk diingat bahwa kelemahan bukanlah hal yang mutlak negatif. Kadang-kadang dari ‘lemah’ lah kita belajar, tumbuh, dan berkembang. Lemah dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih banyak, untuk mencari dukungan, atau bahkan untuk menemukan kekuatan dalam kelemahan itu sendiri.

Ketika kita memahami ‘lemah’ dengan lebih dalam, kita dapat melihat bahwa hal ini adalah bagian alami dari kemanusiaan. Lemah bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau disembunyikan, melainkan sebuah bagian dari kehidupan yang memungkinkan kita untuk memahami diri sendiri secara lebih baik, berkembang, dan menjadi lebih kuat.”

Dalam kehidupan sehari-hari, kata “lemah” memiliki penggunaan yang luas dan dapat diinterpretasikan dalam berbagai konteks. Pertama, dalam konteks fisik, “lemah” merujuk pada kurangnya kekuatan atau stamina seseorang, baik akibat kelelahan, penyakit, atau kekurangan gizi.

Di sisi lain, dalam konteks emosi dan mental, “lemah” bisa menandakan ketidakmampuan untuk menghadapi tekanan, stres, atau kesulitan. Ini bisa termasuk kecemasan, ketakutan, atau perasaan putus asa.

Dalam bidang keahlian atau keterampilan, “lemah” menggambarkan kurangnya kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu. Ini bisa berupa ketidakmampuan untuk memecahkan masalah, kekurangan pengetahuan dalam suatu bidang, atau kelemahan dalam keterampilan tertentu.

Dalam konteks sosial, “lemah” mungkin mengacu pada ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan, kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar, atau bahkan menjadi rentan terhadap tekanan dari orang lain.

Ada juga penggunaan “lemah” yang berkaitan dengan moral atau karakter. Ini mencakup kurangnya keteguhan dalam prinsip atau nilai-nilai, kurangnya integritas, atau bahkan ketidakmampuan untuk bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan sendiri.

Namun, penting untuk diingat bahwa makna “lemah” tidak selalu bersifat negatif. Terkadang, dalam konteks pembelajaran atau pertumbuhan pribadi, mengenali kelemahan dapat menjadi langkah awal untuk berkembang. Lemah dapat menjadi titik awal untuk memperbaiki diri, belajar hal baru, atau bahkan menjadi dorongan untuk mencari dukungan dan bantuan.

Dengan demikian, penggunaan kata “lemah” bervariasi tergantung pada konteksnya, namun kesadaran terhadap kelemahan merupakan bagian penting dari pengembangan diri dan pertumbuhan pribadi.

Cerita

Retno, Didin, dan Epul duduk beriringan di bawah pohon rindang di halaman sekolah. Mereka masih terengah-engah, napas tersengal-sengal setelah menjalani tes lari tiga keliling lapangan. Wajah mereka terlihat lelah, namun sorot mata mereka penuh semangat meski tubuh terasa letih.

Pak guru olahraga melangkah mendekati mereka, senyumnya seolah tenggelam dalam ekspresi kekecewaan. "Badan kalian ternyata masih lemah," ucapnya dengan nada yang agak menegur. "Kalian kurang berolahraga, jadi mudah kecapekan."

Retno mendengus pelan, tatapannya terarah ke tanah. Dia tahu, sejauh ini, kebugarannya memang belum sebaik teman-temannya. Ia sering lelah lebih cepat dan tak selincah yang lain saat mengikuti pelajaran olahraga.

Didin yang duduk di sebelahnya mengangguk pelan. Wajahnya tertutup raut kekecewaan. Meski sudah berusaha, tetap saja tubuhnya belum mampu mengejar kecepatan teman-temannya.

Epul, dengan senyum yang coba menyembunyikan rasa malu, menatap kejauhan. Dia ingin terlihat kuat di hadapan teman-temannya, tapi nyata, tubuhnya memberikan sinyal lain.

Pak guru olahraga memandang mereka dengan tatapan penuh harapan. "Tapi kalian tahu, tidak apa-apa. Ini bukan akhir dari segalanya. Kita bisa memperbaiki kondisi tubuh kita dengan berlatih lebih keras lagi. Kalian punya potensi yang besar, tapi kita perlu bekerja lebih keras untuk menguatkan tubuh."

Kata-kata Pak guru itu menyiratkan semangat baru. Meski awalnya terasa menohok, namun sekarang mereka merasakan semangat yang tumbuh di dalam diri mereka. Mereka sadar bahwa kelemahan saat ini bukanlah batas akhir, melainkan awal dari perjalanan untuk lebih baik.

Retno, Didin, dan Epul bertatapan sebentar. Mereka mengangguk, saling memberikan dukungan. Mereka berjanji untuk saling membantu, melatih tubuh mereka bersama-sama, bukan lagi sebagai individu yang lemah, tapi sebagai tim yang kuat dalam mengatasi kelemahan mereka.

Dari hari itu, setiap hari mereka meluangkan waktu untuk berolahraga bersama. Mereka saling mendukung, mendorong satu sama lain untuk menjadi lebih baik. Meski awalnya dianggap 'lemah', mereka berubah menjadi contoh bahwa kelemahan bisa menjadi pemicu untuk tumbuh menjadi lebih kuat, lebih baik.

Istilah Terkait

Rapuh (Fragile) – Keadaan yang rentan terhadap kerusakan atau pecah, baik secara fisik maupun emosional.

Rendah (Low) – Sebuah keadaan yang memiliki tingkat atau nilai yang kurang, di bawah standar atau ekspektasi yang diharapkan.

Mudah Lelah (Easily Fatigued) – Kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan atau kelelahan fisik dengan cepat dan sering kali tanpa sebab yang jelas.

Rentan (Vulnerable) – Keadaan dimana seseorang atau sesuatu menjadi lebih mudah terpengaruh oleh tekanan, bahaya, atau serangan, baik secara fisik maupun emosional.

Kurangnya Kekuatan (Lack of Strength) – Kondisi dimana seseorang memiliki kekurangan dalam kekuatan fisik, mental, atau emosional untuk melakukan sesuatu atau menghadapi situasi tertentu.

Iklan Sponsor

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan merinci mengenai istilah/kata lemah, disarankan untuk merujuk pada sumber-sumber terpercaya seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), serta Google Scholar untuk literatur akademis yang memiliki kredibilitas tinggi.

Iklan Sponsor

Wikipedia juga dapat menjadi referensi yang informatif untuk umum, sementara Kamus Dewan dapat memberikan perspektif linguistik yang lebih mendalam dalam bahasa Malaysia. Dengan menggabungkan sumber-sumber ini, Anda dapat memperluas pemahaman Anda mengenai lemah secara menyeluruh.

Cek Wikipedia dan Wiktionary?

Telusuri

Cek Google scholar:

semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “lemah” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber.